Berkicauan - Penemuan-penemuan baru semakin mencengangkan beberapa tahun terakhir.
Kini, para ilmuwan sudah bisa mengangkat benda hanya dengan bantuan
suara.
Pengangkatan benda (levitasi) dengan gelombang suara sebenarnya sudah dikenal sejak beberapa dekade lalu. Para ilmuwan menggunakan transducer untuk memproduksi gelombang suara dan reflektor untuk memantulkan gelombang sehingga menghasilkan gelombang transversal.
Pengangkatan benda (levitasi) dengan gelombang suara sebenarnya sudah dikenal sejak beberapa dekade lalu. Para ilmuwan menggunakan transducer untuk memproduksi gelombang suara dan reflektor untuk memantulkan gelombang sehingga menghasilkan gelombang transversal.
"Gelombang transversal adalah gelombang yang dihasilkan seperti saat
Anda memetik gitar. Senar bergerak naik dan turun, namun terdapat dua
titik yang akan selalu tetap," ujar Daniele Foresti, insinyur mesin di
ETH Zurich di Swiss sekaligus penulis pendamping dari studi tersebut.
Dengan menggunakan gelombang transversal, para ilmuwan dapat mengangkat setetes kecil cairan. Sayangnya dalam metode sebelumnya gelombang hanya mampu mengangkat benda yang relatif kecil. Cairan yang diangkat pun akan melayang secara terpisah. Benda tidak dapat dipindahkan dengan metode ini.
Berdasarkan risetnya, Foresti memperkenalkan metode baru yang
dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of
Sciences. Foresti dan rekan-rekannya merancang transducer mini yang
cukup kuat untuk mengangkat benda berat namun cukup kecil untuk dapat
dikemas. Sistem baru ini dapat mengangkat benda berat dan menyediakan
kontrol yang cukup sehingga cairan dapat dicampur tanpa terpecah menjadi
tetesan-tetesan kecil.
Metode ini memungkinkan manusia memanipulasi obyek yang sedang melayang tanpa perlu menyentuhnya. Teknik ini sangat membantu untuk membuat campuran kimia ultra murni tanpa kontaminasi.
Telinga manusia memiliki batas toleransi dalam mendengarkan suara. Frekuensi suara yang akan mengganggu pendengaran manusia adalah sebesar 160 desibel atau setara dengan suara jet yang sedang lepas landas. Namun dalam percobaan ini, frekuensi suara yang digunakan hanyalah sebesar 24 kilohertz. Besaran ini sedikit berada di atas ambang frekuensi bunyi yang mampu didengar manusia pada umumnya.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar