Pages

Kamis, 08 Mei 2014

5 Pelacur yang Mengubah Sejarah Dunia


Bagi sebagian besar di antara kita, menjual tubuh dalam hal prostitusi demi beberapa lembar uang merupakan sesuatu yang rendah dan hina. Namun sejarah mencatat bahwa banyak cerita tentang prostitusi yang mampu mengubah imej mereka menjadi berprestasi dan memiliki kekuasaan.
Berikut adalah 5 wanita penghibur yang mempunyai andil besar dalam perubahan sejarah dunia..

1. Rahab the Harlot (1400 SM)
Diceritakan seorang wanita bernama Rahab yang berasal dari keluarga menengah di kota Jericho, yang sekarang merupakan bagian dari negara Palestina. Dia merupakan seorang wanita yang cerdas dan berjiwa independen. Namun pada zaman itu, hanya satu profesi yang cocok untuk wanita seperti dia, yaitu menjadi seorang istri dan menjadi budak untuk suaminya. Dengan jiwa independennya yang kuat, dia menolak untuk menjadi budak seorang suami dan lebih memilih untuk menjadi seorang pelacur. Dengan cara inilah dia merasa memiliki kebebasan.

Kembali pada tahun 1422 SM, para kaum Yahudi hidup di hamparan tanah tandus yang dinamakan Shittim. Namun Joshua, raja dari kaum Yahudi waktu itu, tidak suka tinggal di sana dan melirik kota Jericho yang tidak terlalu jauh dari Shittim.

Pada suatu hari, Joshua mengirim dua orang mata-matanya untuk mencuri informasi dari kota Jericho. Sang Raja Jericho yang mengendus hal mencurigakan inipun mengirimkan prajuritnya untuk menangkap mata-mata yang menyusup ke dalam kotanya itu. Rahab, pelacur yang tidak menyukai dengan sistem pemerintahan kota Jericho waktu itu pun menyembunyikan dua mata-mata tersebut di tempatnya dan meyakinkan para prajurit bahwa mereka bersembunyi di tempat lain. Karena kebaikan Rahab, mata-mata Joshua selamat dan kembali dengan membawa informasi penting tentang kota Jericho. Yang pada akhirnya dapat dengan mudah ditaklukkan oleh prajurit Yahudi.

2. Aspasia (470 - 400 SM)
Seperti kebanyakan wanita tuna susila, Aspasia dilahirkan dalam kondisi sosial dan ekonomi yang buruk. Dia merupakan seorang pendatang di kota Athens, Yunani yang membuatnya tidak mendapatkan hak - hak sipil dan dipastikan tidak boleh menikah di kota itu.

Pada waktu itu, prostitusi tidaklah ilegal dan malah sangat digemari oleh masyarakat Yunani. Wanita dan laki-laki pun bisa memilih untuk berprofesi sebagai pelacur.

Aspasia menggunakan kesempatan itu dan menjadi seorang hetaera, sebutan untuk pelacur kelas tinggi pada zaman itu. Rata-rata hetaera adalah para wanita dan pria yang berpendidikan dan diperbolehkan untuk membayar pajak dan mempunyai rumah sendiri. Pada waktu itu Aspasia merupakan hetaera nomor satu dan paling populer di seluruh kota Athena.

Aspasia menyadari bahwa dirinya adalah wanita yang cantik dan seksi, dan dia tau apa yang bisa dia dapatkan dengan modal kecantikannya itu. Dalam waktu singkat, dia mendekati Pericles, orang nomor satu di Athena dan menjadikan pria itu sebagai suaminya.

Dia dan suaminya menjadi pusat perhatian seluruh ahli filsafat di Athena. Banyak di antara mereka termasuk Socrates, memberikan penghargaan kepada pasangan ini sebagai guru dan inspirasi mereka.

3. Nell Gwynn (1650-1687)
Wanita ini terlahir dari pasangan pemabuk pemilik sebuah rumah bordir. Dia sudah mulai bekerja di usia dini, menjual makanan ringan dan mengirimkan pesan untuk pemuda-pemuda bangsawan yang cerewet.

Di suatu hari yang beruntung, saat Nell berusia remaja, dia bertemu dengan Raja Charles II saat dia melayani para tamu di rumah bordir orang tuanya. Melihat kepintaran dan keberanian Nell, sang Raja mengundangnya untuk datang ke kastil kerajaan. Dia pun segera menjadi selir bagi sang Raja, yang sudah dahulu mempunyai istri dan beberapa selir yang berlomba-lomba mencari perhatian sang Raja.

Nell, yang menjadi selir idola Raja Charles II, meyakinkan sang Raja untuk menyetujui pembangunan Royal Hospital untuk para korban perang di kota London. yang sampai sekarang masih berdiri di ibukota Kerajaan Inggris.

4. Georgina Beyer (1957-sekarang)
Terlahir sebagai seorang pria dengan nama George Bertrand, Georgina menerjuni dunia prostitusi setelah menjadi waria sejak usia remaja. Dia mengumpulkan uang dengan menari strip-tease dan menjadi seorang pelacur. Namun ketika dia 'perform' di suatu bar di lingkungan King's Cross, Georgina diperkosa oleh empat orang tidak dikenal.

Setelah kejadian itu, Georgina meninggalkan Australia menuju New Zealand untuk memulai hidup baru. Pada tahun 1984, Georgina membulatkan tekad untuk melakukan operasi kelamin. Dia memulai karirnya dengan mencoba menjadi aktris, dan kemudian menjadi pembawa acara di suatu stasiun radio. Pada akhirnya, awal tahun 1990an dia mulai bergabung dengan dunia politik.

Pada tahun 1995, dia menjadi walikota transgender pertama di dunia. 5 tahun berikutnya, Georgina menjadi salah satu anggota parlemen di negara New Zealand.

8 tahun menjadi anggota parlemen, Georgina memutuskan untuk pensiun pada tahun 2007. Sampai sekarang, Georgina memperjuangkan hak-hak yang sama untuk para gay,lesbian,bisexual, dan transgender di mata dunia.

5. Theodora, sang Permaisuri (abad ke 5 Masehi)
Sejarah mengingat Theodora sebagai istri dan wakil pimpinan dari Kaisar Justinian Agung, pimpinan kerajaan Roma Timur yang paling dipuja pada jamannya. Namun Theodora tidak dilahirkan sebagai seorang permaisuri.

Sepeninggal sang ayah (baca:meninggal,red.), Theodora, ibu dan dua saudara perempuannya jatuh miskin. Untuk melanjutkan hidup, ibu Theodora mengirim tiga anak perempuannya yang tidak punya pilihan lain selain menjadi seorang pelacur. Namun bagi Theodora yang tidak mempunyai bakat dalam menyanyi, berjoget, ataupun bermain instrumen musik, membuatnya menjadi wanita penghibur paling kacau di seluruh Konstantinopel.

Pada suatu hari, Theo bertemu dengan pria yang mengaku bernama John yang ternyata adalah Kaisar Justinian. Di sinilah awal Theodora menjadi permaisuri yang menjadi partner sang kaisar dalam memimpin kerajaan

Selama kepemimpinannya itu, Theodora pelacur yang menjelma menjadi seorang permaisuri ini menindak tegas pelaku pemerkosaan dengan hukuman mati dan membantu menetapkan hak kepemilikan properti untuk perempuan di seluruh Kerajaan Roma Timur. Kendati dengan statusnya sebagai permaisuri, Theodora tidak pernah melupakan asalnya. Pada jamannya, dia dikenal sebagai teman para rakyat miskin dan salah satu orang yang berpengaruh besar terhadap sejarah hak perempuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar