Bagi sebagian besar di antara kita, menjual tubuh dalam hal prostitusi
demi beberapa lembar uang merupakan sesuatu yang rendah dan hina. Namun
sejarah mencatat bahwa banyak cerita tentang prostitusi yang mampu
mengubah imej mereka menjadi berprestasi dan memiliki kekuasaan.
Berikut adalah 5 wanita penghibur yang mempunyai andil besar dalam perubahan sejarah dunia.. 1. Rahab the Harlot (1400 SM)
Diceritakan seorang wanita bernama Rahab yang berasal dari keluarga
menengah di kota Jericho, yang sekarang merupakan bagian dari negara
Palestina. Dia merupakan seorang wanita yang cerdas dan berjiwa
independen. Namun pada zaman itu, hanya satu profesi yang cocok untuk
wanita seperti dia, yaitu menjadi seorang istri dan menjadi budak untuk
suaminya. Dengan jiwa independennya yang kuat, dia menolak untuk menjadi
budak seorang suami dan lebih memilih untuk menjadi seorang pelacur.
Dengan cara inilah dia merasa memiliki kebebasan.
Kembali pada tahun 1422 SM, para kaum Yahudi hidup di hamparan tanah
tandus yang dinamakan Shittim. Namun Joshua, raja dari kaum Yahudi waktu
itu, tidak suka tinggal di sana dan melirik kota Jericho yang tidak
terlalu jauh dari Shittim.
Pada suatu hari, Joshua mengirim dua orang mata-matanya untuk mencuri
informasi dari kota Jericho. Sang Raja Jericho yang mengendus hal
mencurigakan inipun mengirimkan prajuritnya untuk menangkap mata-mata
yang menyusup ke dalam kotanya itu. Rahab, pelacur yang tidak menyukai
dengan sistem pemerintahan kota Jericho waktu itu pun menyembunyikan dua
mata-mata tersebut di tempatnya dan meyakinkan para prajurit bahwa
mereka bersembunyi di tempat lain. Karena kebaikan Rahab, mata-mata
Joshua selamat dan kembali dengan membawa informasi penting tentang kota
Jericho. Yang pada akhirnya dapat dengan mudah ditaklukkan oleh
prajurit Yahudi. 2. Aspasia (470 - 400 SM)
Seperti kebanyakan wanita tuna susila, Aspasia dilahirkan dalam kondisi
sosial dan ekonomi yang buruk. Dia merupakan seorang pendatang di kota
Athens, Yunani yang membuatnya tidak mendapatkan hak - hak sipil dan
dipastikan tidak boleh menikah di kota itu.
Pada waktu itu, prostitusi tidaklah ilegal dan malah sangat digemari
oleh masyarakat Yunani. Wanita dan laki-laki pun bisa memilih untuk
berprofesi sebagai pelacur.
Aspasia menggunakan kesempatan itu dan menjadi seorang hetaera, sebutan
untuk pelacur kelas tinggi pada zaman itu. Rata-rata hetaera adalah para
wanita dan pria yang berpendidikan dan diperbolehkan untuk membayar
pajak dan mempunyai rumah sendiri. Pada waktu itu Aspasia merupakan
hetaera nomor satu dan paling populer di seluruh kota Athena.
Aspasia menyadari bahwa dirinya adalah wanita yang cantik dan seksi, dan
dia tau apa yang bisa dia dapatkan dengan modal kecantikannya itu.
Dalam waktu singkat, dia mendekati Pericles, orang nomor satu di Athena
dan menjadikan pria itu sebagai suaminya.
Dia dan suaminya menjadi pusat perhatian seluruh ahli filsafat di
Athena. Banyak di antara mereka termasuk Socrates, memberikan
penghargaan kepada pasangan ini sebagai guru dan inspirasi mereka. 3. Nell Gwynn (1650-1687)
Wanita ini terlahir dari pasangan pemabuk pemilik sebuah rumah bordir.
Dia sudah mulai bekerja di usia dini, menjual makanan ringan dan
mengirimkan pesan untuk pemuda-pemuda bangsawan yang cerewet.
Di suatu hari yang beruntung, saat Nell berusia remaja, dia bertemu
dengan Raja Charles II saat dia melayani para tamu di rumah bordir orang
tuanya. Melihat kepintaran dan keberanian Nell, sang Raja mengundangnya
untuk datang ke kastil kerajaan. Dia pun segera menjadi selir bagi sang
Raja, yang sudah dahulu mempunyai istri dan beberapa selir yang
berlomba-lomba mencari perhatian sang Raja.
Nell, yang menjadi selir idola Raja Charles II, meyakinkan sang Raja
untuk menyetujui pembangunan Royal Hospital untuk para korban perang di
kota London. yang sampai sekarang masih berdiri di ibukota Kerajaan
Inggris. 4. Georgina Beyer (1957-sekarang)
Terlahir sebagai seorang pria dengan nama George Bertrand, Georgina
menerjuni dunia prostitusi setelah menjadi waria sejak usia remaja. Dia
mengumpulkan uang dengan menari strip-tease dan menjadi seorang pelacur.
Namun ketika dia 'perform' di suatu bar di lingkungan King's Cross,
Georgina diperkosa oleh empat orang tidak dikenal.
Setelah kejadian itu, Georgina meninggalkan Australia menuju New Zealand
untuk memulai hidup baru. Pada tahun 1984, Georgina membulatkan tekad
untuk melakukan operasi kelamin. Dia memulai karirnya dengan mencoba
menjadi aktris, dan kemudian menjadi pembawa acara di suatu stasiun
radio. Pada akhirnya, awal tahun 1990an dia mulai bergabung dengan dunia
politik.
Pada tahun 1995, dia menjadi walikota transgender pertama di dunia. 5
tahun berikutnya, Georgina menjadi salah satu anggota parlemen di negara
New Zealand.
8 tahun menjadi anggota parlemen, Georgina memutuskan untuk pensiun pada
tahun 2007. Sampai sekarang, Georgina memperjuangkan hak-hak yang sama
untuk para gay,lesbian,bisexual, dan transgender di mata dunia. 5. Theodora, sang Permaisuri (abad ke 5 Masehi)
Sejarah mengingat Theodora sebagai istri dan wakil pimpinan dari Kaisar
Justinian Agung, pimpinan kerajaan Roma Timur yang paling dipuja pada
jamannya. Namun Theodora tidak dilahirkan sebagai seorang permaisuri.
Sepeninggal sang ayah (baca:meninggal,red.), Theodora, ibu dan dua
saudara perempuannya jatuh miskin. Untuk melanjutkan hidup, ibu Theodora
mengirim tiga anak perempuannya yang tidak punya pilihan lain selain
menjadi seorang pelacur. Namun bagi Theodora yang tidak mempunyai bakat
dalam menyanyi, berjoget, ataupun bermain instrumen musik, membuatnya
menjadi wanita penghibur paling kacau di seluruh Konstantinopel.
Pada suatu hari, Theo bertemu dengan pria yang mengaku bernama John yang
ternyata adalah Kaisar Justinian. Di sinilah awal Theodora menjadi
permaisuri yang menjadi partner sang kaisar dalam memimpin kerajaan
Selama kepemimpinannya itu, Theodora pelacur yang menjelma menjadi
seorang permaisuri ini menindak tegas pelaku pemerkosaan dengan hukuman
mati dan membantu menetapkan hak kepemilikan properti untuk perempuan di
seluruh Kerajaan Roma Timur. Kendati dengan statusnya sebagai
permaisuri, Theodora tidak pernah melupakan asalnya. Pada jamannya, dia
dikenal sebagai teman para rakyat miskin dan salah satu orang yang
berpengaruh besar terhadap sejarah hak perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar