Berkicauan - Setelah mendapatkan kritik bertubi-tubi, terkait anggaran blusukan yang mencapai nilai fantastis Rp 26,6 miliar, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akhirnya angkat bicara, dan menyerang balik LSM Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra). Jokowi bahkan menyebut Fitra kurang pintar dalam membaca anggaran.
Menurut mantan Wali Kota Solo ini, anggaran sebesar Rp 26,6 miliar yang disebut Fitra merupakan dana operasional gubernur DKI Jakarta. Misalnya, dana untuk koordinasi keamanan, ketertiban sosial dan operasional khusus, bukan untuk kegiatannya keliling (blusukan) menemui masyarakat ibu kota.
Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama pun ikut berkomentar atas kritikan Fitra tersebut.
Berikut beberapa serangan Jokowi-Ahok ke Fitra:
1. Jokowi tuding Fitra tidak bisa baca anggaran
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyebut Fitra kurang
pintar dalam membaca anggaran. Jokowi mengatakan alokasi anggaran Rp
26,6 miliar yang disebut Fitra adalah dana operasional. Misalnya, dana
untuk koordinasi keamanan, ketertiban sosial dan operasional khusus.
"Contohnya, misalnya ada kebakaran, tapi saya ga pernah pegang dana itu. Dan kalau memang dipakai, itu juga tidak habis, paling separuh juga tidak," ujar Jokowi di Balai Kota, Senin (22/7).
"Dana itu untuk tujuan khusus, seperti gesekan antarwarga, itu kan perlu dana yang cepat," imbuhnya.
"Contohnya, misalnya ada kebakaran, tapi saya ga pernah pegang dana itu. Dan kalau memang dipakai, itu juga tidak habis, paling separuh juga tidak," ujar Jokowi di Balai Kota, Senin (22/7).
"Dana itu untuk tujuan khusus, seperti gesekan antarwarga, itu kan perlu dana yang cepat," imbuhnya.
2. Ahok bantah anggaran blusukan capai Rp 26,6 miliar
Forum Indonesia untuk Transparansi (Fitra) membandingkan anggaran
operasional Gubernur DKI Joko Widodo dan gubernur sebelumnya Fauzi Bowo.
Mereka menilai Jokowi lebih boros dari Foke soal blusukan karena
alokasi anggaran sebesar Rp 26,6 miliar.
Kompak dengan Jokowi, Ahok juga membantah keras adanya alokasi anggaran Rp 26,6 miliar untuk blusukan menemui masyarakat Ibu Kota.
"Enggak ada itu dana blusukan, enggak ada," bantah Ahok sambil geleng-geleng kepala usai peluncuran buku 'Serdadu Jakarta baru' di Pejaten, Jakarta Selatan, Minggu (21/7).
Kemudian, Ahok menambahkan, bahwa besaran dana operasional yang disediakan tidak semuanya dihabiskan. Namun, sebagian juga diperuntukkan untuk kegiatan sosial.
"Dana operasional itu juga enggak kita habisin. Itu untuk misalnya membelikan kursi roda penyandang cacat, kalau lewat birokrasi kan lama kita pakai operasional itu, dan untuk kegiatan lainnya," tandasnya.
Kompak dengan Jokowi, Ahok juga membantah keras adanya alokasi anggaran Rp 26,6 miliar untuk blusukan menemui masyarakat Ibu Kota.
"Enggak ada itu dana blusukan, enggak ada," bantah Ahok sambil geleng-geleng kepala usai peluncuran buku 'Serdadu Jakarta baru' di Pejaten, Jakarta Selatan, Minggu (21/7).
Kemudian, Ahok menambahkan, bahwa besaran dana operasional yang disediakan tidak semuanya dihabiskan. Namun, sebagian juga diperuntukkan untuk kegiatan sosial.
"Dana operasional itu juga enggak kita habisin. Itu untuk misalnya membelikan kursi roda penyandang cacat, kalau lewat birokrasi kan lama kita pakai operasional itu, dan untuk kegiatan lainnya," tandasnya.
3. Jokowi: Modal blusukan hanya jalan kaki
Setelah mendapatkan kritik bertubi-tubi, Jokowi pun angkat bicara.
Menemui wartawan yang menunggu di depan rumah dinasnya, Menteng, Jakarta
kemarin, Jokowi membantah adanya alokasi anggaran Rp 26,6 miliar untuk
kegiatan blusukan.
Jokowi mengaku, meskipun banyak dikritik terkait blusukan dirinya, mantan Walikota Solo ini tidak akan kapok atau berhenti. Dia akan tetap blusukan karena menurutnya itulah cara efektif sebagai bentuk manajemen kontrol.
Menurut dia, modal blusukan hanyalah jalan kaki. "Blusukan ga ada anggarannya, blusukan modalnya hanya jalan kaki aja, sudah. Masak pakai modal. Blusukan itu kan cuma jalan kaki. Ini fungsi dari management control," kata Jokowi di Taman Suropati, Menteng, Jakarta.
Sumber
Jokowi mengaku, meskipun banyak dikritik terkait blusukan dirinya, mantan Walikota Solo ini tidak akan kapok atau berhenti. Dia akan tetap blusukan karena menurutnya itulah cara efektif sebagai bentuk manajemen kontrol.
Menurut dia, modal blusukan hanyalah jalan kaki. "Blusukan ga ada anggarannya, blusukan modalnya hanya jalan kaki aja, sudah. Masak pakai modal. Blusukan itu kan cuma jalan kaki. Ini fungsi dari management control," kata Jokowi di Taman Suropati, Menteng, Jakarta.
4. Ahok: Data Fitra hanya jiplakan
Ahok yang geram dengan Fitra menuding data yang diterima Fitra hanya jiplakan belaka.
"Kalimatnya itu terlalu tendensius. Fitra katakan, ada temuan. Itu kalimat yang salah. Temuan apa, itu sudah ada di website, kok dibilang temuan. Semua kita buka di website kok. Itu jiplak," ujarnya di Balai Kota beberapa hari lalu.
Ahok yang juga menyatakan bahwa blusukan memang sudah menjadi bagian gaya kepemimpinan Jokowi sebagai kepala daerah saat masih menjabat menjadi Walikota Solo pada saat itu. Bahkan menurutnya hanya bermodalkan jalan kaki saja, gaya blusukan jokowi tidak mungkin memakan biaya tinggi.
"Pak Gubernur hobinya memang begitu kok, gaya hidupnya begitu. Saya saja tidak sanggup blusukan. Modalnya cuma jalan kaki, bagaimana mau pakai anggaran gede," kata Ahok.
"Kalimatnya itu terlalu tendensius. Fitra katakan, ada temuan. Itu kalimat yang salah. Temuan apa, itu sudah ada di website, kok dibilang temuan. Semua kita buka di website kok. Itu jiplak," ujarnya di Balai Kota beberapa hari lalu.
Ahok yang juga menyatakan bahwa blusukan memang sudah menjadi bagian gaya kepemimpinan Jokowi sebagai kepala daerah saat masih menjabat menjadi Walikota Solo pada saat itu. Bahkan menurutnya hanya bermodalkan jalan kaki saja, gaya blusukan jokowi tidak mungkin memakan biaya tinggi.
"Pak Gubernur hobinya memang begitu kok, gaya hidupnya begitu. Saya saja tidak sanggup blusukan. Modalnya cuma jalan kaki, bagaimana mau pakai anggaran gede," kata Ahok.
Sumber